Pengertian, Definisi dan Cara Penularan / Penyebaran Virus HIV AIDS - Info / Informasi Penyakit Menular Seksual / PMS
Mon, 05/06/2006 - 3:57pm — godam64
A. Virus HIV
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yang dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun.
Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak Virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika diserang penyakit maka tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampaknya adalah kita dapat meninggal dunia terkena pilek biasa.
B. Penyakit AIDS
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yang merupakan dampak atau efek dari perkembang biakan virus hiv dalam tubuh makhluk hidup. Virus HIV membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV.
Ketika kita terkena Virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS. Untuk menjadi AIDS dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk dapat menjadi AIDS yang mematikan. Seseorang dapat menjadi HIV positif. Saat ini tidak ada obat, serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS.
C. Metode / Teknik Penularan dan Penyebaran Virus HIV AIDS
- Darah
Contoh : Tranfusi darah, terkena darah hiv+ pada kulit yang terluka, terkena darah menstruasi pada kulit yang terluka, jarum suntik, dsb
- Cairan Semen, Air Mani, Sperma dan Peju Pria
Contoh : Laki-laki berhubungan badan tanpa kondom atau pengaman lainnya, oral seks, dsb.
- Cairan Vagina pada Perempuan
Contoh : Wanita berhubungan badan tanpa pengaman, pinjam-meminjam alat bantu seks, oral seks, dll.
- Air Susu Ibu / ASI
Contoh : Bayi minum asi dari wanita hiv+, Laki-laki meminum susu asi pasangannya, dan lain sebagainya.
- Darah
Contoh : Tranfusi darah, terkena darah hiv+ pada kulit yang terluka, terkena darah menstruasi pada kulit yang terluka, jarum suntik, dsb
- Cairan Semen, Air Mani, Sperma dan Peju Pria
Contoh : Laki-laki berhubungan badan tanpa kondom atau pengaman lainnya, oral seks, dsb.
- Cairan Vagina pada Perempuan
Contoh : Wanita berhubungan badan tanpa pengaman, pinjam-meminjam alat bantu seks, oral seks, dll.
- Air Susu Ibu / ASI
Contoh : Bayi minum asi dari wanita hiv+, Laki-laki meminum susu asi pasangannya, dan lain sebagainya.
Cairan Tubuh yang tidak mengandung Virus HIV pada penderita HIV+ :
- Air liur / air ludah / saliva
- Feses / kotoran / tokai / bab / tinja
- Air mata
- Air keringat
- Air seni / air kencing / air pipis / urin / urine
- Air liur / air ludah / saliva
- Feses / kotoran / tokai / bab / tinja
- Air mata
- Air keringat
- Air seni / air kencing / air pipis / urin / urine
Tambahan :
Jangan mengucilkan dan menjauhi penderita HIV karena mereka membutuhkan bantuan dan dukungan agar bisa melanjutkan hidup tanpa banyak beban dan berpulang ke rahmatullah dengan ikhlas.
Jangan mengucilkan dan menjauhi penderita HIV karena mereka membutuhkan bantuan dan dukungan agar bisa melanjutkan hidup tanpa banyak beban dan berpulang ke rahmatullah dengan ikhlas.
CONTOH Kasus HIV AIDS yang terjadi di Yogyakarta :
TEMPO Interaktif, Yogyakarta- Sejak ditemukan pengidap HIV/AIDS di Yogyakarta pada 1992, pengidap virus mematikan tersebut terus bertambah. Pada akhir 2009 tercatat 899 pengidap HIV/AIDS, sementara hingga April 2010 menjadi 1.183 pengidap, atau ditemukan 25-30 kasus baru setiap bulan.
“Jumlah itu terbagi menjadi dua, pengidap HIV sebanyak 750 orang dan pengidap AIDS sebanyak 433 orang. Yang meninggal akibat penyakit itu sebanyak 97 orang,” kata A Riswanto, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Daerah Istimewa Yogyakarta saat ditemui pada acara media gathering penulisan mengenai HIV/AIDS di Citra Boga Catering, Sleman, Yogyakarta, Kamis (5/8).
Kasus HIV/AIDS terus bertambah akibat hubungan seksual tidak aman, seperti berganti-ganti pasangan, homoseksual dan penggunaan jarum suntik.
Kasus HIV/AIDS terus bertambah akibat hubungan seksual tidak aman, seperti berganti-ganti pasangan, homoseksual dan penggunaan jarum suntik.
Penggunaan jarum suntik untuk morfin dan jenis adiktif lainnya sangat tinggi pada era 1990-an, sehingga menjelang 2010 penderita penyakit tersebut semakin tinggi karena masa inkubasi virus HIV berkisar 10 tahunan.
Pada era 2010-an penderita HIV/AIDS cenderung disebabkan oleh hubungan seksual yang tidak sehat.
Kasus HIV/AIDS di Yogyakarta tersebut tertinggi di Kota Yogyakarta, disusul Sleman, Bantul, Kulon Progo dan Gunungkidul. Para penderita penyakit tersebut diberi terapi berupa ART (antiretroval terapi) dengan ARV (antiretroval virus) di beberapa rumah sakit, yaitu di RSUP dr Sardjito, PKU Muhmmadiyah, Panti Rapih dan Bethesda.
Kasus HIV/AIDS di Yogyakarta tersebut tertinggi di Kota Yogyakarta, disusul Sleman, Bantul, Kulon Progo dan Gunungkidul. Para penderita penyakit tersebut diberi terapi berupa ART (antiretroval terapi) dengan ARV (antiretroval virus) di beberapa rumah sakit, yaitu di RSUP dr Sardjito, PKU Muhmmadiyah, Panti Rapih dan Bethesda.
Dua puskesmas, yaitu di Umbulharjo dan Gedongtengen, juga menangani pengidap HIV dengan pemberian metadon sebagai pengganti putau untuk penyembuhan.
“Kalau penderita HIV itu kekebalan tubuh diserang sehingga sel darah putih turun hingga 350 CD4. Jika di bawah itu maka sudah dikategorikan AIDS, normalnya 500-1600,” kata dia.
Ia menambahkan, hingga saat ini memang belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit tersebut. Tetapi dengan terapi yang dilakukan minimal memberi waktu tambah bertahan hidup bagi para penderita.
Humas Komisi Penanggulangan AIDS Daerah Istimewa Yogyakarta Dian Purnomo menambahkan, para penderita HIV/AIDS ada yang terbuka ada pula yang tertutup sehingga penanganan juga terkendala dari para penderita. Mereka dapat pengobatan gratis bagi yang tidak mampu atau yang ditangani oleh lembaga swadaya masyarakat.
“Memang para penderita banyak yang tertutup, tetapi bagi yang terbuka justru sangat membatu mereka sendiri secara materi maupun psikis,” kata Dian.
“Kalau penderita HIV itu kekebalan tubuh diserang sehingga sel darah putih turun hingga 350 CD4. Jika di bawah itu maka sudah dikategorikan AIDS, normalnya 500-1600,” kata dia.
Ia menambahkan, hingga saat ini memang belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit tersebut. Tetapi dengan terapi yang dilakukan minimal memberi waktu tambah bertahan hidup bagi para penderita.
Humas Komisi Penanggulangan AIDS Daerah Istimewa Yogyakarta Dian Purnomo menambahkan, para penderita HIV/AIDS ada yang terbuka ada pula yang tertutup sehingga penanganan juga terkendala dari para penderita. Mereka dapat pengobatan gratis bagi yang tidak mampu atau yang ditangani oleh lembaga swadaya masyarakat.
“Memang para penderita banyak yang tertutup, tetapi bagi yang terbuka justru sangat membatu mereka sendiri secara materi maupun psikis,” kata Dian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar